Inilahnaskah materi khutbah Jumat Singkat Edisi Hari Kemerdekaan RI HUT ke-77 tentang 'Meraih Kedamaian Dalam Masyarakat Dengan Syariat'. Teks Khutbah Jumat Edisi Bulan Agustus tentang Hakikat Kemerdekaan, Cocok Disampaikan Menyambut HUT RI ke 77 Inilah Makhluk Terakhir yang Hidup di Hari Kiamat, Cara Matinya Lebih Mengerikan Kamis, 4 khutbah Jumat Muhammadiyah. Khazanah 4 Agustus 2022 | 18:05 WIB. Khazanah Teks Khutbah Jumat Edisi Bulan Agustus tentang Hakikat Kemerdekaan, Cocok Disampaikan Menyambut HUT RI ke 77 Kamis, 4 Agustus 2022 | 16:55 WIB. Gaya Hidup Ramalan Zodiak Hari Ini Jumat 5 Agustus 2022: Scorpio Membawa Perubahan, Pisces? Kamis, 4 Agustus 2022 | 11: Pertama bahwa hakekat hidup di dunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Ini mengandung arti bahwa pada setiap jengkal hidupnya, seluruh bentuk aktifitas hidup manusia haruslah berorientasi dan bernilai ibadah. Karena sesungguhnya itulah tujuan Allah SWT menciptakan manusia di dunia ini. Hal ini selaras dengan firman Allah dalam Surat LENGKONG AYOBANDUNG.COM - Berikut khutbah Jumat HUT RI 2022 ke 77 'Tentang Mensyukuri Kemerdekaan' terbaru hari ini. Khutbah jumat sambut Hari Kemerdekaan Indonesia ke-77 adalah isi khutbah Jumat yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah. Khutbah Jumat tentang Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 dengan judul 'Tentang Waktuadalah sebuah anugerah. Manusia menerima kesempatan di dunia untuk mencapai tujuan-tujuan akhirat. Sebagaimana Islam ajarkan bahwa kehidupan dunia adalah ladang yang mesti digarap serius untuk masa panen di akhirat kelak. Karena itu sifat waktu dunia adalah sementara, sedangkan sifat waktu di akhirat adalah kekal abadi. tabel angsuran gadai bpkb motor di pegadaian. - Khutbah Jumat singkat pekan ini mengambil tema tentang tugas dan misi utama manusia saat hidup di warahmatullaahi wabarakatuh..إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ﷺ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَبَعْدُSegala puji bagi Allah, tempat untuk mencari pertolongan dan memohon pengampunan. Alhamdulilah hari ini, Jumat, 27 Mei 2022 kita dapat bertemu kembali dalam majelis khotbah dan salat Jumat yang insya Allah dirahmati Allah SWT. Aamiin allahumma Jumat Singkat & Terbaru Pekan IniHadirin jamaah Jumat rahimakumullah,Manusia dalam menjalani kehidupan di dunia memiliki aturan dan undang-undang, dan aturan itu tentu mempunyai tujuan, di mana setiap tujuan pasti ada hikmahnya. Hal ini berlaku sama dengan tujuan penciptaan manusia. Seperti disebutkan dalam firman Allah SWT berikut iniوَمَا خَلَقۡتُ الۡجِنَّ وَالۡاِنۡسَ اِلَّا لِيَعۡبُدُوۡنِWa maa khalaqtul jinna wal insa illaa liya'buduunArtinya "Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku" QS. Az-Zariyat 56.Dalam ayat ini, Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW beristikamah dalam mengajak umatnya mengesakan Allah karena sesunguhnya itulah tujuan penciptaan dari manusia. Allah menyatakan tidak menciptakan jin dan manusia untuk kebaikan-Nya sendiri. Allah menciptakan dengan tujuan hidup beribadah kepada-Nya karena ibadah itu pasti bermanfaat bagi ayat ini juga bahwa Allah tidak menjadikan jin dan manusia kecuali untuk tunduk kepada-Nya dan untuk merendahkan diri. Karenanya setiap makhluk, baik jin atau manusia wajib tunduk kepada peraturan Tuhan, merendahkan diri terhadap kehendak-Nya. Kemudian setiap makhluk juga harus menerima apa yang Dia takdirkan, mereka dijadikan atas kehendak-Nya dan diberi rezeki sesuai dengan apa yang telah Dia tentukan. Tak seorang pun yang dapat memberikan manfaat atau mendatangkan mudarat karena kesemuanya adalah dengan kehendak Allah. Ayat ini pun menguatkan perintah untuk mengingat Allah SWT dan memerintahkan manusia supaya melakukan ibadah kepada Allah tidaklah menjadikan jin dan manusia melainkan untuk mengenal-Nya dan supaya menyembah-Nya, seperti disampaikan dalam surah At-Taubah ayat 31"..Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang MahaEsa; tidak ada tuhan selain Dia. Mahasuci Dia dari apa yang mereka persekutukan."Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah, Jadi, segala sesuatu yang Allah ciptakan, baik di langit maupun di bumi pasti ada tujuan dan hikmahnya. Dikutip dari laman Unida Gontor, tidak ada yang sia-sia, bahkan seekor nyamuk pun tidak diciptakan Allah dengan sia-sia. Allah SWT berfirmanاَفَحَسِبۡتُمۡ اَنَّمَا خَلَقۡنٰكُمۡ عَبَثًا وَّاَنَّكُمۡ اِلَيۡنَا لَا تُرۡجَعُوۡنَAfahsibtum annamaa khalaqnaakum 'abasanw wa annakum ilainaa laa turja'uunArtinya "Maka apakah kamu mengira, bahwa Kami menciptakan kamu main-main tanpa ada maksud dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? QS. Al-Mu'minun 115Dalam ayat ini diterangkan bahwa manusia diciptakan sebagai hamba Allah dan diberi kewajiban. Siapa yang melaksanakan kewajiban, mereka diberi pahala, dan bagi yang menyia-nyiakan kewajiban, mereka akan diazab dan dikembalikan kepada Allah untuk mempertanggungjawabkan segala per-buatan mereka di dunia, Tugas manusia di dunia sebagai hamba Allah jelas disebutkan untuk beribadah dan taat kepada merupakan makhluk paling mulia yang diciptakan Allah, oleh sebab itu, manusia tercipta dengan bentuk yang paling itu, maka sudah selayaknya kita manusia menyandang tugas sebagai khalifah Allah di muka kekhalifahan manusia bagi diri sendiri, disebutkan dalam banyak ayat-ayat Al-Qur'an, di antaranyaBertugas untuk menuntut ilmu pengetahuan 43, memiliki tugas mendi­dik atau mengajar Ali Imran 187, al-An’am 51, serta menjaga dan memelihara diri dari segala sesuatu yang bisa menimbulkan bahaya dan kesengsaraan al-Tahrim 6.Tugas-tugas ini termasuk di dalamnya menjaga dan memelihara kesehatan fisiknya, memakan makanan yang halal dan sebagainya, dan menghiasi diri dengan akhlak yang mulia. Rasulullah SAW bersabda“Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” HR. Ahmad.Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah, Manusia sebagai makhluk Allah harus mampu mengemban amanah dari Allah, yaitu menjalankan tugas-tugas hidupnya di muka bumi. Tugas utama manusia sebagai makhluk Allah seperti disebutkan di atas, yakni menjadi hamba Allah yang harus tunduk dan taat terhadap segala aturan dan Kehendak-Nya serta mengabdi hanya manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi, yang meliputi pelaksanaan tugas kekhalifahan terhadap diri sendiri, dalam keluarga/rumah tangga, dalam masyarakat, dan tugas kekhalifahan terhadap saja masih ada banyak hal mengenai hikmah dan tujuan dari penciptaan manusia itu sendiri. Kita sebagai manusia, makhluk ciptaan Allah yang paling mulia tentu tak luput juga dari kelemahan. Kita semua merupakan orang-orang terpilih yang dilahirkan ke dunia. Karena sebelum dilahirkan pun kita telah menjadi pemenang, ketika kita berlomba-loma dengan ribuan sperma lainnya untuk berebut masuk kedalam rahim ibu. Dan ketika dilahirkan kedunia-pun kita harus tetap menjadi pemenang. Jangan menjadi pecundang yang selalu mengeluhkan jamaah Jumat rahimakumullah, Meskipun tujuan utama dari hidup adalah untuk akhirat, tapi kita tidak bisa meninggalkan lmu-ilmu dunia. Ilmu akhirat memang wajib dipelajari sebagai bekal untuk bertemu Ilahi dan ilmu dunia juga sebagai panduan untuk menjalani kehidupan yang khotbah Jumat pekan ini yang bisa disampaikan. Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari apa yang disampaikan dan mudah-mudahan ada manfaatnya untuk warahmatullaahi juga Khutbah Jumat Jelang Idulfitri Tugas Umat Islam Selepas Ramadhan Teks Khutbah Jumat Bulan Syawal Membalas Kejahatan dengan Kebaikan - Sosial Budaya Penulis Dhita KoesnoEditor Addi M Idhom Ilustrasi ceramah. ©2016 - Contoh khutbah Jumat lengkap dengan doa penting diketahui setiap khatib. Khutbah merupakan kegiatan berdakwah yang mengajak orang lain untuk meningkatkan ketakwaan, keimanan, dan pesan keagamaan lainnya. Biasanya, di akhir khutbah, khatib akan membaca doa penutup. Melansir dari NU Online, khutbah adalah menyampaikan nasihat dan pesan tentang takwa. Khutbah berkaitan erat dengan ibadah salat atau ibadah lainnya. Di akhir khutbah Jumat biasanya khatib juga akan mengajak jemaah untuk berdoa bersama-sama sebagai bentuk permohonan kepada Allah SWT agar senantiasa melindungi dan memberikan keberkahan hamba-Nya. Khutbah Jumat lengkap dengan doa bisa dijadikan referensi para khatib yang akan naik ke atas mimbar. Berikut contoh khutbah Jumat lengkap dengan doa yang dilansir dari dari 4 halaman Contoh Khutbah Jumat Lengkap dengan Doa tentang Pentingnya Bersyukur ©2016 Contoh khutbah Jumat lengkap dengan doa yang pertama tentang pentingnya bersyukur. Berikut khutbah Jumat dengan tema pentingnya rasa syukur kepada Allah SWT Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah semata. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulillah SAW, keluarga, serta sahabat-sahabatnya yang mulia. Selanjutnya, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberi kesempatan untuk berkumpul di sini dan melaksanakan khutbah Jumat. Hadirin jemaah yang dirahmati Allah, Mari kita renungkan tentang pentingnya rasa syukur dalam hidup kita sebagai seorang Muslim. Syukur adalah sikap menghargai, mengakui, dan bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan kepada kita. Allah berfirman dalam Surah Ibrahim ayat 7, artinya "Dan ingatlah, ketika Tuhanmu memberitahukan "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." QS. Ibrahim 7 Rasa syukut bukan hanya terwujud dalam ucapan, tetapi juga dalam tindakan nyata. Kita harus menghargai dan memanfaatkan setiap nikmat yang Allah berikan kepada kita dengan sebaik-baiknya. Dengan bersyukur, kita akan semakin mendekatkan diri kepada-Nya dan mendapatkan tambahan nikmat-Nya. Hadirin yang dirahmati Allah, Selain itu, dalam menghadapi cobaan dan ujian hidup, kita harus memiliki keyakinan yang teguh bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah takdir dan kehendak Allah. Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 286 "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya." QS. Al-Baqarah 286 Ketika kita menghadapi tantangan hidup, marilah kita berusaha menghadapinya dengan sabar dan tawakal. Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 45 "Dan mohonlah pertolongan dengan sabar dan salat. Dan sungguh, yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu." QS. Al-Baqarah 45Dalam setiap doa kita, marilah kita memohon kepada Allah agar memberikan kita kekuatan dan petunjuk-Nya dalam menghadapi cobaan hidup. Sebab, kita adalah hamba yang lemah dan hanya Allah-lah tempat kita meminta pertolongan. Allahumma a'innii 'alaa thikrika wa syukrika wa husni 'ibadatik. Ya Allah, tolonglah kami agar senantiasa ingat dan mengingat-Mu, mensyukuri nikmat-Mu, dan beribadah kepada-Mu dengan sebaik-baiknya. Ya Allah, berikanlah kami kekuatan, petunjuk, dan rahmat-Mu dalam menghadapi ujian dan cobaan hidup ini. Ya Allah, jadikanlah kami hamba yang selalu bersyukur dan tawakal kepada-Mu, serta mendapatkan tambahan nikmat dan rahmat-Mu. Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami dan terimalah amal ibadah kami. Akhirul kalam, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 3 dari 4 halaman Contoh Khutbah Jumat Lengkap dengan Doa tentang Pentingnya Membaca Buku Contoh khutbah Jumat lengkap dengan doa yang kedua bertema pentingnya membaca buku. Setiap Muslim dianjurkan untuk menuntut ilmu yang bermanfaat. Berikut khutbah Jumat dengan tema pentingnya membaca buku Asalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga pada siang hari ini kita bisa berkumpul di Masjid Al-Huda dalam keadaan sehat. Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan memberikan khutbah tentang pendidikan. Saya bermaksud menyampaikan mengenai minat membaca buku. Minat baca buku anak-anak remaka hingga dewasa saat ini semakiin menurun dibandingkan beberapa tahun lalu. Hal tersebut bisa dilihat dengan penurunan tingkat literasi masyarakat. Apalagi saat ini arus informasi melalui media sosial lebih cepat dibandingkan media cetak. Penurunan minat baca tersebut secara tidak langsung berpengaruh pada kualitas pendidikan kita. Fenomena yang terjadi terkait minta seseorang, terutama siswa bukan tanpa sebab. Kondisi ini merupakan hal yang lumrah jika siswa sekolah menengah membawa ponsel sendiri. Kita juga tidak dapat mengontrol penuh aplikasi apa saja yang ada di dalamnya. Hampir sebagian besar waktu siswa dihabiskan untuk berselancar di media sosial dan berkomunikasi bersama teman-temannya. Sisanya, waktu dihabiskan untuk mengerjakan PR dan tugas lainnya. Siswa pun kesulitan menyisihkan waktu untuk membaca buku lain di luar buku pelajaran. Padahal, diperlukan pengetahuan tambahan di luar sekolah agar siswa mampu bersaing setelah lulus nanti. Kita tidak dapat memungkiri bahwa informasi lebih cepat beredar melalui media elektronik. Namun, alangkah baiknya jika kita lebih tegas pada diri sendiri dengan memantau hal-hal penting yang ada di ponsel. Memanfaatkan aplikasi baca buku atau langganan buku online menjadi satu di antara alternatif. Jangan sampai penurunan kualitas pendidikan karena minat baca rendah justru disebabkan kita sendiri yang tidak siap dengan kemajuan teknologi. Dalam kesempatan ini, mari kita berdoa kepada Allah agar Dia memberikan kita kebijaksanaan dan keberkahan dalam menghadapi segala ujian dan cobaan di dunia. Semoga Allah senantiasa memberikan kemudahan dalam menjalani kehidupan ini. Amin. Allahumma ghfir lii waliwalidayya, warhamhuma kamaa rabbayaanii shaghiira. Allahumma a'inni 'ala thikrika wa shukrika wa husni 'ibadatik. Allahumma ahsin 'aqibatanaa fil-umuri kullihaa, waj'alna khaira 'amalinaa khawaatimahaa, waj'al hayaatanaa hayaatan tayyibatan, waj'al mautanaa raahatan min kulli sharr. Allahumma arzuqnaa husnal khatimah, wa laa tahrimnaa ilaa anfusinaa tarfata 'ainin. Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami, dosa-dosa orang tua kami, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangi kami ketika kami masih kecil. Ya Allah, tolonglah kami untuk senantiasa mengingat-Mu, bersyukur atas segala nikmat-Mu, dan menjadi hamba yang baik dalam ibadah kepada-Mu. Ya Allah, sempurnakanlah akhir kehidupan kami dalam segala urusan, jadikanlah amal perbuatan kami yang terbaik sebagai penutup, jadikanlah hidup kami hidup yang baik, dan jadikanlah kematian kami sebagai kebebasan dari segala keburukan. Ya Allah, berikanlah kepada kami akhir hidup yang baik, dan janganlah Engkau menjadikan satu detik pun dalam hidup kami yang tidak mengingatkan kami akan-Mu. Aamiin. Wasalamualaikum warah matullahi wabarakatuh 4 dari 4 halaman Doa Khutbah Jumat dan Artinya Bacaan doa khutbah Jumat dan artinya perlu diketahui setiap khatib. Doa ini bisa dibaca sebagai doa penutup khutbah. Adapun doa khutbah dan artinya adalah sebagai berikut Qalaallahu ta'ala filquranilkariim. A’dzubillahiminasyaithanirojim. Innallaha wamalaaikatahuu yusholluuna alannabiyyi yaayuhalladziina aamanu shollu 'alaihi wasallimuu sholli muhammadin wa'ala ali muhammadin kama shollaita'ala ibrahiima waala aali ibrohima wabarik’ala Muhammad. Wa 'ala aali muhammadin, kama barakta 'alaa ibrohima wa ’ala ali ibrohimma fil ’alamiin innaka hamidummajiid. Allaahumma sholli alaa Muhammadin, wa alaa aalihii waashahbiihii ajmaiin. Alhamdulillahirobbil’alamin. Allohummaghfir, lilmukminiina walmukminaat, walmuslimiina walmuslimaat, alakhyaaiminhum walamwaat, innaka samii’un qoriibummujibudda’awaat. Robbana dzolamna anfusana, wailamtaghfirlana watarkhamna lanakunanna minalkhosiriin. Robbana atina fidunya khasanah wafil akhiroti khasanah waqina adzabannar. Walhamdulillahirobbil’alamin. Ibaadalloh, innalloha ya’muru bil’adli wal ihsaani waiitaaidzil qurbaa, wayanha anilfahsyaaii walmunkar, walbaghyi yaidzukum la’allakum tadzakkaruun. Fadzkuruulloohal’adziim yadzkurkum wasykuruuhu ’ala ni’matihi yazidkum waladzikrullohiakbar. Artinya Allah Ta’ala berfirman di dalam Alquran, aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Sesungguhnya Allah memerintahkan malaikat malaikat-Nya bersholawat kepada nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuknya dan ucapkanlah salam perhormatan kepadanya. Ya Allah curahkanlah keselamatan kepada Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau memberkati Ibrahim dan keluarganya di alam semesta, sesungguhnya Engkau Maha terpuji dan Maha mulia. Ya Allah ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, muninin dan mukminat. Baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, dan Maha Mengabulkan. Ya Allah anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia, kehidupan yang baik di akhirat, dan hindarkanlah kami dari azab neraka. Wahai hamba-hamba Allah, sesungguhnya Allah memerintahkan kamu untuk berlaku adil dan baik, memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang berbuat keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu mengambil pelajaran. Dan berdzikirlah kepada Allah yang Maha Besar. [jen] 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID bsRQiLB61K35QT9PcySwSqlOvuKrMHuIB4foRHvxFgDJNQWYlCZ5BQ== Khutbah I اَلْحَمْدُ للهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ في مُحْكَمِ كِتَابِهِ يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ سورة المجادلة ١١ ـ Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan diharamkan. Hadirin rahimakumullah, Allah subhanahu wa ta’ala memuji para ulama dalam firman-Nya يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ سورة المجادلة ١١ ـ Maknanya “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan.” QS al Mujadilah 11 Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ سورة ءال عمران ١٨ ـ Maknanya “Allâh menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia, yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu juga menyatakan yang demikian itu, tak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia, yang Mahakuat lagi Maha Bijaksana” QS Ali Imran 18. Dalam ayat di atas, Allah menyebutkan namanya, lalu malaikat dan para ulama. Hal ini menunjukkan betapa tingginya keutamaan, kemuliaan dan keluhuran para ulama. Dalam ayat yang lain, Allah menegaskan bahwa sungguh tidak sama antara orang yang berilmu dan orang yang tidak berilmu. Allah ta’ala berfirman قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ سورة الزمر ٩ ـ Maknanya “Katakanlah Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” QS az-Zumar 9. Bagaimana mungkin sama antara ulama dan orang awam, antara orang yang berilmu dan orang yang tidak berilmu, sedangkan Allah ta’ala menyatakan bahwa orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya adalah yang paling takut dan bertakwa kepada Allah. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ سورة الحجرات ١٣ ـ Maknanya “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian menurut Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui yang tampak dan tersembunyi dari keadaan hamba” QS al Hujurat 13. Bagaimana mungkin sama antara orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu, sedangkan Rasululluh shallallahu alaihi wa sallam telah bersabda اَلْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ رواه البخاري ـ Maknanya “Para ulama adalah pewaris para Nabi” HR al-Bukhari. Dan yang diwariskan oleh para nabi kepada para ulama bukanlah harta benda akan tetapi sesuatu yang lebih berharga dibandingkan harta benda, yaitu ilmu agama. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Mengenai keutamaan orang yang berilmu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِيْ عَلَى أَدْنَاكُمْ رواه الترمذي ـ Maknanya “Keutamaan orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya atas ahli ibadah yang mengetahui sahnya ibadah adalah seperti perbandingan keutamaanku atas orang yang paling rendah derajatnya di antara kalian” HR at-Tirmidzi. Keutamaan ini disebabkan tidak lain karena manfaat orang berilmu yang mengamalkan dan mengajarkan ilmunya itu meluas ke berbagai lapisan masyarakat, tidak terbatas pada dirinya sendiri. Berbeda dengan orang yang ahli ibadah yang manfaatnya hanya terbatas pada dirinya sendiri. Hadirin rahimakumullah, Cukup sebagai bukti atas keutamaan ilmu bahwa orang yang tidak berilmu sekalipun, jika dikatakan berilmu, maka ia tidak akan menolak dan pasti merasa senang. Sebaliknya jika orang yang tidak berilmu dikatakan bodoh, pasti ia akan menolak dan tidak mau dikatakan bodoh. Oleh karena itulah, Baginda Nabi shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan kita agar menuntut ilmu agama dan mengabarkan kepada kita betapa besar pahala yang diperoleh oleh orang yang menuntut ilmu agama. Beliau bersabda يَا أَبَا ذَرٍّ، لَأَنْ تَغْدُوَ فَتَتَعَلَّمَ بَابًا مِنَ الْعِلْمِ خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ تُصَلِّيَ أَلْفَ رَكْعَةٍ حَدِيْثٌ ثَابِتٌ رواه ابن ماجه ـ Maknanya “Wahai Abu Dzarr, jika engkau pergi lalu belajar satu bab ilmu agama, maka itu lebih baik bagimu daripada melakukan shalat sunnah seribu rakaat” HR Ibnu Majah Hal ini dikarenakan menuntut ilmu agama hukumnya wajib sedangkan melakukan shalat-shalat sunnah sebanyak apapun hukumnya tetaplah sunnah. Tentu perbuatan yang wajib lebih utama daripada perbuatan yang sunnah. Dalam hadits lain, Baginda Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda مَا عُبِدَ اللهُ بِشَيْءٍ أَفْضَلَ مِنْ فِقْهٍ فِيْ الدِّيْنِ رواه البيهقي في شُعَبِ الْإِيْمَانِ ـ Maknanya “Tidaklah Allah disembah dengan sesuatu yang lebih utama daripada dengan ibadah yang didasarkan pada pemahaman terhadap agama” HR Al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman. Dalam hadits yang sangat populer di kalangan para santri, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِيْ الدِّيْنِ رواه البخاري ومسلم ـ Maknanya “Barangsiapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan yang agung, maka Allah akan berikan kepadanya pemahaman yang mendalam tentang ilmu agama dengan dimudahkan untuk belajar kepada para ulama yang terpercaya” HR al-Bukhari dan Muslim Saudara-saudara seiman, Para ulama mengatakan bahwa menyibukkan diri dengan menuntut ilmu agama lebih utama dari melakukan ibadah-ibadah badaniyah yang sunnah. Hal itu dikarenakan manfaat ilmu meluas dan bermanfaat bagi diri orang yang berilmu dan orang lain. Sedangkan ibadah-ibadah badaniyyah yang sunnah manfaatnya terbatas pada diri sendiri. Keutamaan tersebut juga dikarenakan ilmu dapat menentukan sah atau tidaknya berbagai macam ibadah. Sahnya Ibadah membutuhkan ilmu dan bergantung kepadanya, sedangkan ilmu tidak bergantung kepada ibadah. Seseorang yang beribadah tanpa dasar ilmu akan melakukan bentuk ibadah yang rusak yang akan membuatnya celaka di akhirat. Keutamaan tersebut juga dikarenakan para ulama adalah pewaris para Nabi dan hal ini tidak berlaku bagi ahli ibadah yang bukan ulama. Ilmu juga tetap ada pengaruh dan manfaatnya meski pemiliknya sudah meninggal. Keberadaan ilmu juga menyebabkan hidupnya syariat dan terpeliharanya ajaran-ajaran agama. Ilmu agama adalah hidupnya Islam. Artinya, dengan ilmu agama, seseorang akan mampu menjaga keislamannya dan keislaman orang lain. Dan dengan ilmu agama, ajaran-ajaran Islam akan terjaga kemurniannya dari pihak-pihak yang berupaya untuk menyelewengkannya. Oleh karenanya, disebutkan dalam sebuah hadits وَلَفَقِيْهٌ وَاحِدٌ أَشَدُّ عَلَى الشَّيْطَانِ مِنْ أَلْفِ عَابِدٍ رواه البيهقيّ في شعب الإيمان ـ Maknanya “Satu orang faqih orang yang mendalam pengetahuan agamanya lebih sulit bagi setan untuk menggoda dan menjerumuskannya daripada seribu ahli ibadah” HR al Bayhaqi dalam Syu’ab al-Iman. Hadirin rahimakumullah, Demikian khutbah yang singkat ini. Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. Khutbah II اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا، أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ. ـ Ustadz Nur Rohmad, Pemateri/Peneliti di Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur dan Ketua Biro Peribadatan & Hukum, Dewan Masjid Indonesia Kab. Mojokerto Materi khutbah Jumat kali ini memaparkan tentang hakikat zakat sebagai wujud totalitas kecintaan kita kepada Allah swt. Zakat juga memiliki esensi makna sebagai ikhtiar untuk membersihkan diri dari berbagai sifat negatif khususnya sifat kikir atau pelit. Selain itu, zakat juga adalah wujud syukur atas nikmat yang telah dikaruniakan kepada kita. Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul " Khutbah Jumat Tiga Hakikat dalam Ibadah Zakat". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini pada tampilan desktop. Semoga bermanfaat! Redaksi Khutbah I الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، اَشْهَدُاَنْ لاَاِلهَ اِلاَّ الله وَحْدَه لاَشَرِيْكَ لَهُ المَلِكُ اْلحَقُّ اْلمُبِيْن. وَاَشْهَدُاَنَ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. اَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱرْكَعُوا۟ مَعَ ٱلرَّٰكِعِينَ. صَدَقَ الله العَظِيْم. Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah, Alhamdulillahirabbilalamin, menjadi kalimat yang sudah sepatutnya kita ucapkan pada keseharian hidup kita, khususnya kita ungkapkan pada kesempatan kali ini, sebagai wujud syukur atas karunia nikmat Allah swt yang tiada tara. Kita harus menjadi hamba yang tahu diri dan tidak melupakan hakikat dari diciptakannya kita ke dunia ini. Semua ini tiada lain hanya untuk beribadah kepada Allah swt. Dan syukur menjadi bagian dari ibadah itu sendiri. Pada Jumat kali ini mari kita juga terus mengencangkan dan menguatkan iman dan takwa kita kepada Allah swt dengan meyakini bahwa Allah lah yang paling berkuasa atas hidup dan kehidupan kita di dunia. Mari berjuang sekuat tenaga untuk menjalankan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Mudah-mudahan kita termasuk golongan orang yang bersyukur, beriman dan bertakwa sehingga kita akan menjadi orang yang mulia di sisi Allah swt. Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah, Pada kesempatan Jumat kali ini, khatib mengajak kita semua untuk merenungi makna dan hakikat dari ibadah zakat yang pada bulan Ramadhan, khususnya di akhir bulan suci ini, senantiasa menjadi bahan diskusi, kajian, dan materi perbincangan hangat umat Islam. Selain mempelajari definisi dan pernak pernik pengamalan rukun Islam yang ketiga ini, sepatutnya kita juga mengetahui hakikat ibadah zakat yang kita lakukan. Hal ini agar kita tahu dan sadar bahwa hakikat beribadah adalah bukan hanya sekadar menggugurkan kewajiban, namun semua itu merupakan sebuah kebutuhan yang akan membawa dampak positif bagi kehidupan kita. Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah, Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an surat An-Nur ayat 56 وَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَطِيعُواْ ٱلرَّسُولَ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ Artinya, “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat.” Dalam ayat ini, jelas disebutkan bahwa ibadah zakat merupakan sebuah perintah. Sebagai makhluk dan hambanya, perintah yang diberikan Allah kepada kita menunjukkan sebuah kewajiban yang wajib dipatuhi dan dikerjakan. Jika menjalankan shalat adalah kewajiban yang memiliki dimensi vertikal yakni sebuah kepatuhan untuk memenuhi hak Allah swt dengan menyembah-Nya, maka kewajiban zakat memiliki dua dimensi ibadah. Selain dimensi vertikal sebagai kewajiban kepada Allah, zakat juga memiliki dimensi horizontal dalam bentuk memberikan harta yang dimiliki karena di dalamnya terdapat hak-hak orang lain. Dalam menunaikannya, zakat juga bukan hanya sekadar memberikan bagian harta dan setelah itu selesai kewajiban kita. Namun di situ terdapat aturan dalam pengeluarannya dan sudah ditentukan besaran harta yang harus dikeluarkan. Ini lah kemudian yang menjadikan zakat disebut masuk dalam kategori ibadah maliyyah ibadah kehartaan. Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah, Dalam kitab Ihya Ulumiddin, Imam al-Ghazali menjelaskan tiga hakikat makna dan tujuan dari kewajiban berzakat. Pertama, mengeluarkan zakat mampu menjadi wujud totalitas kecintaan kita kepada Allah swt. Totalitas dalam mencintai akan memunculkan komitmen kuat untuk tidak akan menduakan yang kita cintai. Keterkaitan dengan ke-Esa-an Allah, maka zakat akan semakin menyempurnakan keimanan kita untuk tidak akan menduakan Allah dan menguatkan bahwa Dia lah satu-satunya yak berhak untuk disembah. قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ اَللّٰهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Artinya "Katakanlah Muhammad, “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. Allah tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia." QS Al-Ikhlas 1-4 Imam al-Ghazali menyebutkan bahwa semakin tinggi derajat manusia di sisi Allah maka akan semakin besar rasa cinta kepada Allah. Ketika cinta sudah kuat, maka ia akan rela untuk memberikan apa yang dicintainya untuk jalan menuju Allah swt. Termasuk harta yang merupakan materi paling digandrungi dan dicintai oleh manusia ketika hidup di dunia. Sehingga esensi dari zakat adalah melepaskan hal yang dicintai untuk mengukuhkan ketauhidan kepada Allah swt. Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah, Hakikat zakat kedua menurut Imam al-Ghazali adalah sebagai ikhtiar untuk membersihkan diri dari berbagai sifat negatif khususnya sifat kikir atau pelit. Sifat buruk ini bisa diobati dengan membiasakan diri membantu orang lain dengan harta yang kita miliki, khususnya melalui zakat. Imam al-Ghazali pun menarasikannya dengan kalimat “Kecintaan terhadap sesuatu, hanya bisa diobati dengan cara memaksa untuk berpisah darinya, sampai menjadi sebuah kebiasaan.” Kita juga sebenarnya tak perlu khawatir jika ketika memberikan harta kepada orang lain kemudian harta kita akan berkurang. Pada hakikatnya, orang yang memberikan hartanya untuk hal-hal yang diperintahkan oleh Allah akan dilipat gandakan lebih dari yang ia berikan. Allah berfirman مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ Artinya “Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.” Ketiga, zakat yang kita keluarkan pada hakikatnya adalah sebagai wujud syukur atas nikmat dari Allah swt. Perlu kita sadari bahwa Allah telah memberikan kita nikmat anggota badan yang harus kita syukuri dengan wujud ibadah badaniyyah, seperti shalat dan ibadah sejenisnya. Selain itu juga Allah telah memberikan nikmat memiliki harta benda yang cara mensyukuri adalah dengan ibadah maliyyah yakni dengan mengeluarkan zakat, infak, atau sedekah. Lebih dari itu, Imam al-Ghazali pun menyebut bahwa zakat juga bukan sebatas bentuk syukur. Tetapi juga wujud kepedulian dan kasih sayang terhadap orang lain khususnya yang membutuhkan uluran tangan kita. Dengan kepedulian ini, kita kemudian akan bisa menjadi jiwa-jiwa yang bisa memberi manfaat pada orang lain. Rasulullah bersabda خَيْرُ الناسِ أَنفَعُهُم لِلنَّاسِ Artinya “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” HR Imam Thabrani Tiga hakikat zakat menurut Imam al-Ghazali ini, cukup kiranya mampu mendewasakan cara kita dalam berzakat. Mari niati berzakat bukan sebatas menggugurkan kewajiban namun lebih dari itu, zakat yang kita tunaikan harus mampu mewujdukan nilai-nilai luhur yang perlu ditanamkan dalam dalam diri kita. Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah, Dari tiga hakikat berzakat ini kita berharap bisa lebih meresapi ibadah zakat yang kita tunaikan sehingga manisnya ibadah yang kita lakukan akan lebih terasa. Ketika nikmat ibadah bisa kita rasakan, maka otomatis akan semakin menambah rasa kerinduan untuk terus melakukannya. Ibadah dan aktivititas apapun yang dilakukan bukan atas dasar keterpaksaan, pasti akan maksimal hasilnya. Sebaliknya, ibadah atau pekerjaan yang dilakukan atas dasar keterpaksaan dan sebatas menggugurkan kewajiban saja maka akan jauh dari hasil yang diharapkan. Semoga kita bisa menjadi insan yang ikhlas dalam menjalankan perintah-perintah Allah dan masuk ke dalam golongan orang-orang yang dicintai-Nya. بارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ Khutbah II اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ H Muhammad Faizin, Sekretaris PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung

khutbah jumat tentang hakikat hidup