PlanetMars terlihat lebih terang karena jarakya ke Bumi sangat dekat, sekitar 38,6 juta kilometer. Dikutip dari laman detik, fenomena ini terjadi setelah 15 tahun, dan akan terjadi lagi pada September 2035. Sebagai informasi, jarak planet Mars sekitar 62,1 juta kilometer, sedangkan jarak paling jauh sekitar 401 juta kilometer. Ukurjarak sebenarnya yang harus dilewati untuk mencapai cakrawala dengan rumus berikut. d = R * arccos (R/ (R + h)), dengan. • d = jarak ke horizon. • R = radius Bumi. • h = ketinggian mata. 2. Tingkatkan R sebanyak 20% untuk mengompensasi distorsi pembiasan cahaya dan memperoleh jawaban yang akurat. Jarakkedudukan terdekat matahari ke bumi jaraknya adalah 147 juta km disebut Perihelium (1 januari). Sedangkat jarang paling jauh matahari ke bumi yakni kurang lebh sekitar 152 juta km disebut Aphelium (1 juli). Tentu saja saat ini belum ada orang yang menghitung secara langsung jarak matahari ke bumi karena sangat panas dan silau. jarakbenda langit ke bumi. Alpha = Right Ascension = Sudut antara VE dengan proyeksi benda langit pada bidang ekuator, dengan arah berlawanan jarum jam. Biasanya Alpha bukan dinyatakan dalam satuan derajat, tetapi jam (hour disingkat h). Satu putaran penuh = 360 derajat = 24 jam = 24 h. Karena itu jika Alpha dinyatakan dalam derajat, maka tafsirpenciptaan langit dan bumi (12.500 km) baru diketahui pada abad ke- 3 (oleh Eratosthenes), jarak ke Bulan (384.400 km) abad ke-16 ( Tycho Brahe, 1588), jarak ke Matahari (sekitar 150 juta km) abad ke-17 (Cassini, 1672), jarak bintang 61 Cygni abad ke-19 , jarak ke pusat Galaksi abad ke-20 (Shapley, 1918), jarak ke galaksi-luar (1929 tabel angsuran gadai bpkb motor di pegadaian. - Jarak Bumi ke Bulan rata-rata adalah sekitar mil kilometer. Bulan adalah satelit Bumi. Sebagai satelit, Bulan mengitari Bumi. Namun, Bulan tidak mengitari Bumi dengan orbit yang bentuknya lingkaran sempurna. Sehingga ada tempat yang jaraknya lebih jauh dari Bumi, dan ada juga yang lebih dekat dari rata-rata jarak Bumi ke Bulan tersebut. Nah, jarak terpendek Bulan ke Bumi atau perigee adalah sekitar mil km. Sedangkan jarah terjauh atau apogee adalah sekitar mil km. Tonton video ini, yuk! Slides 16 Download presentation Matematika Islam N 0 3 Matematika Al-Quran Isra’ Mi’raj dan Akibat Kecepatan Dahsyad Jubah Nabi Muhammad Saw yang dipakai waktu Isra’ Mi’raj Kini tersimpan di Mesir. Terus clik kiri, berhenti dan kembali clik kanan DAFTAR ISI Clik di sini kalau memilih I. Ilmu Langit dari Peristiwa ke langit II. Gambaran Langit dan Skala III. Akibat 0 Dari Kec Maha Dahsyad IV. Kesimpulan V. Renungan Mi’raj VI. Harga Pendekatan I. Ilmu Langit dari Peristiwa Ke Langit. Pada Matematika Islam. 2, kita telah mengungkap bahwa peristiwa perjalanan Nabi Muhammad saw dalam Isra’ mi’raj mengandung ilmu pengetahuan yang menjelaskan tentang luas dan jauhnya langit ke 7. Gambaran luasnya langit ke 7 itu menjadi sangat berarti setelah kita memperkirakan kecepatan Malaikat yang hanya 50 x kecepatan cahaya. Kita akhirnya berkesimpulan Bahwa perjalanan Nabi dalam Isra’ mi’raj tidak dibawa oleh malaikat. Itu yang ditegaskan pada ayat 1 surat Al. Isra’ bahwa “Maha Penggeraklah Yang telah menjalankan hamba-Nya pada satu malam saja. ” Momen memahami SUBHAANA ini sangat penting untuk kekuatan iman dan taqwa. kembali I. Gambaran Langit dan SKALA bulan 384. 4 00 km 3. 476 km bumi 12. 756 km matahari. • Jadi kalau diameter bumi maka diameter matahari dan jaraknya 150. 000 km 1. 392. 000 km km 1. 392. 000 1 milimeter, 11 centimeter. 11 meter. diameter bumi diameter matahari Jarak = 1 110 11. 000 kembali Gambaran Langit Pluto 5. 900. 000 km 0, 005 tahun cahaya matahari Tatasurya L 1 1 10. 000 L 2 50. 000 tahun cahaya Berisi 100 milyar bintang Galaksi kita 1 100. 000 L 3 50. 000 X 100 milyar tahun cahaya 50 x 10 pangkat 14 tahun cahaya Nebula kembali L 4 L 3 50 x 10 p 25 tahun cahaya 50 x 10 p 14 tahun cahaya Himpunan Nebula 1 10 p 11 Nebula p= pangkat L 5 50 x 10 p 25 x 10 p 11 tahun cahaya 50 x 10 p 36 tahun cahaya Group Nebula L 6 50 x 10 p 36 x 10 p 11 tahun cahaya 50 x 10 p 47 tahun cahaya Guci kembali L 6 50 x 10 p 47 tahun cahaya Guci 1 10 p 11 p= pangkat 50 x 10 p 47 x 10 p 11 tahun cahaya 50 x 10 p 58 tahun cahaya L 7 Alam Semesta Aalamiin kembali Itu hanya perkiraan tentang jauh dan besarnya langit 7 lewat analisa peristiwa Isra’ itu sendiri. Dengan demikian Kata “linuriyahhu min aayaatinaa” pada ayat 1 surat 17 itu dilihatkan juga kepda ratusan milyar manusia setelah itu lewat ilmu pengetahuan Matematika Islam. Guci Mi’raj Isra’ 50 x 10 p 58 tahun cahaya ALAM SEMESTA Maha Penggerak Yang telah menjalankan hamba. Nya dari tempat berputar yang ditinggalkan, ke tempat berputar yang di ujung yang kami beri perlindungan sekitarnya Untuk kami lihatkan kepadanya sebagian dari ayat-ayat kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar Maha Melihat. Al-Quran, surat Al-Isra’ ke 17 ayat 1 Dengan bilangan 50 x 10 p 58 TC kita akan tertegun dan Kembali merevisi pemahaman makna kata SUBHAANA=Maha Penggerak kembali III Akibat Nol dari Kecepatan Maha Dahsyad Dalam jarak sejauh itu 50 x 10 pangkat 58 tahun cahaya N 500. 000. 000. Tahun cahaya Malaikat akan berjalan selama 10. 000. 000. Tahun Kalau perjalanan itu bolak balik, harus dikali 2, Tetapi kalau dari langit ke 2 ke langit ke 7 harus Bolak balik sebanyak 10 kali, maka ia harus Misalkan jarak itu N dan jarak bumi ke L 2 = a Maka jaraknya = N-a x 10 + 2 a = 10 N – 10 a + 2 a = 10 N – 8 a. Bilangan 8 a adalah bilangan sangat kecil dibanding 10 N, Sedangkan 10 N hanya dengan menambah satu nol pada N. kembali Jarak ke langit ke 2 = a = 50. 000 tahun cahaya. Maka 8 a = 400. 000 tahun cahaya. 10 N = 5. 000 000. Tahun cahaya Jadi 10 N – 8 a = J = 5. 000. 000 – 400. 000 Tahun cahaya Katakanlah Nabi berangkat pada jam 7 malam dan kembali jam 5 pagi, jadi ada sekitar 10 jam = t Dalam waktu t dan jarak J seperti di atas, kecepatan perjalanan Sudah tidak dapat dibayangkan. Bagaimana ada sesak nafas ? Kecepatan sebesar itu tidak mengakibatkan seseorang sesak nafas maupun punggungnya merasa berat ketika dalam perjalanan. Bagaimana itu ? kembali Misal anda bernafas satu kali dalam 1 detik. Dan kemampuan manusia menahan nafas rata-rata 19 detik Kalau anda meliwati terowongan ini dengan Kecepatan V 1, dimana anda perlu menahan nafas selama 20 detik, maka anda mengalami sesak nafas selama 1 detik. Kalau kecepatan ditambah, V 2, dimana anda perlu menahan nafas 19 detik, maka kita katakan “Pas” saya tidak mengalami sesak nafas. Karena 19 detik adalah kemampuan saya menahan nafas. Kalau kecepatan ditambah lagi, V 3, dimana anda perlu menahan nafas hanya 1 detik, yaitu sama dengan kecepatan jantung anda, Maka anda mengatakan “saya tidak menahan nafas”. Bagaimana kalau kecepatan Vx itu besar sekali, sehingga Trowongan anda lewati dalam waktu sepersejuta detik ? . Kalau jantung bisa bicara ”Saya belum berdenyut antum sudah sampai” kembali IV. Kesimpulan Kecepatan yang maha dahsyad seperti peristiwa Isra’ mi’raj tidak berlaku gejala sesak nafas maupun terberat di punggung, sebab ia telah sampai sebelum jantung berdetak. Ia telah sampai sebelum gaya gravitasi bereaksi. Itu barangkali yang disebut pada surat Al-Insyirah, bahwa dalam perjalanan yang maha dahsyad, efek sesak di dada hilang dan efek terberat dipunggung jadi nol. 1. Bukankah kami telah lapangkan bagimu dadamu waktu Isra’ 2. Dan kami telah turunkan bebanmu dari mu ketika mi’raj 3. Yang memberatkan punggungmu ? . Al-Quran, surat Al-Insyirah, ke 94 ayat 1, 2, 3 kembali V. Renungan Mi’raj 1. Demi bintang ketika berkeinginan. 2. Tidak sesat sahabat kamu dan tidak ia bodoh. 3. Tidak ia katakan dari keinginannya. 4. Tidak dia melainkan wahyu yang diwahyukan. 5. Diajar dia oleh Yang Dahsyad Kuat 6. Yang mempunyai bentuk simetris, maka kemudian ia mendarat. 7. Dan dia di ufuq secara rinci. 8. Kemudian mendekat dan merapat. 9. Maka adalah dia ukuran dua busur panah atau lebih dekat. Al-Quran, surat An-Najmu, ke 53 ayat 1 - 9 kembali 10. Maka… Dia wahyukan kepada hamba Nya apa yang Dia wahyukan 11. Tidak mendustakan fuadnya tentang apa yang dia lihat. 12. Maka apakah kamu hendak membantahnya atas apa yang dia lihat ? . 13. Dan sungguh dia melihatnya pada kesempatan yang akhir. 14. Di sisi Sidrah tempat tinggal. 15. Di sisinya ada tamansorga tempat kembali. 16. Ketika Sidrah itu diikuti oleh sesuatu yang mengikuti 17. Tidak berpaling pandangan, dan tidak ia meliwati. 18. Sesungguhnya ia telah melihat sebagian dari ayat-ayat Rabbinya yang luar biasa Al-Quran, surat An-Najmu, ke 53 ayat 10 -18 kembali VI. Harga Pendekatan. Memahami kecepatan maha dahsyad pada peristiwa Isra’ mi’raj, di dalam Al-Quran diberi harga pendekatannya. Ambil perumpamaan jarak Lembah Semut ke Nageri Saba’ Pada zaman Nabi Sulaiman itu sekitar 60 km. Arsy Ratu Saba’ yang terbuat dari batu dipindah oleh orang yang di sisinya ada ilmu dari Kitab. Titik pandang manusia itu paling dekat secara efektif 30 cm. Jadi bolak balik 60 cm. Itu adalah kecepatan cahaya Jadi pemindahan itu sejauh 60 km lebih cepat dari Perjalanan cahaya sejauh 60 cm. Artinya apa ? kembali 1 km = 1000 m = 100. 000 cm. Jadi kecepatan pemindahan Arsy Ratu Saba’ 100. 000 kali lebih cepat dari kecepatan cahaya. “Aku bisa bawa dia kepadamu sebelum pemandanganmu kembali kepadamu” An-Naml, ke 27 ayat 40 Tempat Produksi & diskusi Email [email protected]. com Home page 12 mb. com/fahmi Pusat Study Islam & Kepurbakalaan Taman Alfa Indah Blok D. 3 No 5. Telpon 5840128 Jakarta 11640, Indonesia. Terima kasih atas perhatiannya, Jadilah da’i sejuta email dengan cara meemailkan ini kepada orang lain. Demikian, Matematika Islam, Matematika Al-Quran. Tidak dapat dibayangkan jika meteor berukuran raksasa seperti yang pernah terjadi di Siberia Rusia pada 1905, di mana bekas tumbukannya dengan bumi itu sampai mampu membentuk kawah sedalam 50 meter dengan diamater 150 meter dan menyebabkan kebakaran hutan yang hebat. Meteor yang menghujam Siberia tersebut diperkirakan semula berdiameter meter. Seandainya meteor itu sampai menghujam kota yang padat penduduk, berapa ribu korban jiwa akan berjatuhan. Bahkan para pakar mengatakan, musnahnya dinosaurus dari bumi sekitar 3 juta tahun lalu juga disebabkan karena tabrakan antara bumi dan meteor raksasa. Tabrakan tersebut kemudian menyebabkan bumi diselimuti kabut debu tebal selama berbulan-bulan sampai sinar matahari tidak kelihatan dan hewan-hewan raksasa seperti dinosaurus menjadi musnah dari muka bumi. Sebenarnya meteor yang berupa batu dari ruang angkasa itu merupakan fenomena kecil dari benda-benda ruang angkasa di alam semesta ciptaan Allah SWT ini. Selain meteor, masih terdapat komet, bulan satelit, planet, bintang matahari, galaksi kumpulan bintang, awan nebula, gas, asteroid, black hole, dan lain-lain. Semuanya itu, menurut Kitab Suci Alquran terdapat dalam langit pertama atau langit dunia sama'at-dunya. Padahal ada tujuh langit di alam semesta ini. الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا ۖ "Dia yang menjadikan tujuh langit dengan berlapis-lapis." Surat Al Mulk ayat 3. Para ulama ahli astronomi mengatakan, batas langit pertama adalah selama masih ditemukannya bintang matahari yang jumlahnya miliaran di alam semesta ciptaan Allah SWT ini. Adapun matahari kita yang memiliki sembilan planet termasuk bumi hanyalah salah satu dari bintang tersebut, sedangkan bumi dan planet lain masih memiliki satelit seperti bulan. Padahal teknologi teleskop ruang angkasa yang paling modern seperti teleskop Hubble atau Mount Polamor di Amerika Serikat AS, baru mampu mengamati bintang sejauh 14 miliar tahun perjalanan cahaya dari bumi. Itu artinya cahaya bintang tersebut telah mengadakan perjalanan selama 14 miliar tahun ke bumi untuk bisa terlihat. Bisa jadi bintang tersebut sekarang sudah meledak atau mati. Sedangkan 1 tahun perjalanan cahaya sama dengan jarak sejauh 10 triliun km, sebab kecepatan cahaya mencapai 300 ribu km per detik. Sementara teknologi ruang angkasa pada abad 21 ini baru mampu mencapai planet Saturnus yang berjarak 1 miliar km dari bumi, dan itupun memerlukan waktu perjalanan 7 tahun seperti yang dilakukan pesawat AS, Voyager 2. sumber Harian RepublikaBACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini Artikel ini membahas tentang bagaimana cara mengukur jarak antara Matahari dan Bumi, serta benda-benda angkasa lainnya tanpa harus meninggalkan Bumi. Halo guys! Ketemu lagi nih dengan Steve dan Wisnu. Kali ini kita berdua mau ngomongin tentang gimana caranya ngukur benda-benda angkasa. Sebelum kita mulai, lo pernah gak, sih, wondering tentang seberapa jauhnya Matahari dari Bumi? Atau jarak antara Bumi dengan Bulan? Nah, kebetulan, kita sering banget dapet pertanyaan kayak gini Q Berapa sih jarak dari Bumi ke Matahari? Z AU lah. Q Eh seriusan. Kalo jarak dari Bumi ke Jupiter? Z AU AU AU AU AU. Q Apaan sih? Z Kan jarak dari Bumi ke Jupiter 5 kali AU. Jadi, secara simpel, jarak antara Bumi dengan Matahari adalah 1 AU. Apa itu AU? AU adalah singkatan dari Astronomical Unit. Satuan AU ini menjadi standar jarak semua benda angkasa yang terletak di dalam Tata Surya. Berhubung saat ini yang kita ketahui kehidupan dan peradaban yang berkembang hanya berada di Bumi, kita menjadikan jarak antara Bumi ke Matahari menjadi standar. Sedangkan Matahari dijadikan acuan simply karena semua benda langit yang ada di tata surya mengelilingi Matahari. Bahkan, jika kita sudah punya koloni di Mars atau di planet lain, menurut gue AU tetep akan jadi ukuran jarak standar. Home planet kita tetep aja Bumi. Gue nggak bisa nekenin lagi seberapa pentingnya jarak antara Bumi ke Matahari untuk bisa mengukur seberapa besarnya tata surya. Nah, di sini gue pengen ngebahas, nih, gimana ceritanya manusia bisa sampai pada standar 1 AU yang kita pakai sekarang ini. Gini ceritanya. Metode Aristarchus Elo bakalan kaget, gak? kalo gue bilang bahwa perjalanan manusia mengukur jarak antara bumi dan matahari dimulai sekitar 250 tahun sebelum masehi? That is the truth! Aristarchus 310-230 SM tercatat dalam sejarah sebagai manusia pertama yang mencoba mengukur jarak matahari dari bumi. Teori-teori yang disampaikan Aristarchus ini keren banget, mengingat beliau ada pada saat ilmu pengetahuan masih baru banget berkembang. Dari karya-karya beliau yang masih bisa dibaca, Aristarchus memprediksi bahwa pusat dari tata surya adalah Matahari. Tentu teori beliau masih sekitar 1800 tahun terlalu dini sampai dikorek oleh Nicholas Copernicus hingga menjadi sebuah teori astronomi yang paten. Tapi, karya beliau yang paling dikenal adalah perhitungan jarak antara Matahari dari Bumi. Sebelum kita mulai mengupas persamaan yang dirangkai Aristarchus, lo harus paham dulu bahwa jarak Matahari dari Bumi berubah setiap detiknya. Iya karena rotasi dan revolusi Bumi. 1 AU yang kita liat diatas itu merupakan jarak rata-rata dihitung dari orbit terjauh Bumi dari Matahari Aphelion dan orbit terdekat Bumi dari Matahari Perihelion. Aristarchus ini adalah salah satu astronom di zaman Yunani kuno. Dia lahir tahun 320 Sebelum Masehi. Bisa bayangin itu setua apa? Sekitar 2200 tahun sebelum Indonesia merdeka, 1600 tahun sebelum Majapahit, dan 700 tahun sebelum kerajaan Kutai kerjaan pertama di Nusantara. Pada zaman itu, tentu ga ada yang bisa bikin roket ke luar angkasa untuk mengukur jarak dari matahari ke bumi. Terus gimana cara Aristarchus ini bisa mengukur jaraknya? Okay, sebenernya Aristarchus ini belum benar-benar mengukur jarak dari matahari ke bumi. Yang dia lakukan itu cuma mengukur perbandingan antara jarak bumi-matahari dan bumi-bulan. Dia melakukan pengukuran ini ketika bulan tampak setengah lingkaran dari bumi. Wah, gimana caranya tuh? Nah, sebelum lu scroll ke bawah, coba pikir dulu, kira-kira gimana metode dia untuk mengukur perbandingan jarak Bumi-Matahari dan Bumi-Bulan ketika bulan tampak setengah lingkaran. Petunjuknya Gambar posisi Bulan, Matahari, dan Bumi ketika bulan tampak setengah lingkaran. Contohnya seperti gambar Bulan berikut ini. ? Okay, gue lanjutin ya. Ketika bulan tampak setengah lingkaran dari permukaan bumi, maka matahari, bulan, dan bumi akan membentuk sudut tegak lurus seperti gambar berikut ini Okay, perlu gue tekankan bahwa gambar di atas itu simplifikasi dari posisi sebenarnya,ya. Harusnya matahari itu jauh lebih besar dari pada bumi dan bulan, sudut θ juga harusnya ga setajam itu, tapi mendekati 90 derajat. Tapi penggambaran ini ga jauh beda dengan apa yang dilakukan oleh Aristarchus. Nah, untuk bisa mendapatkan perbandingan antara b dengan a, kira-kira apa yang harus dilakukan oleh Aristarchus? Dia tinggal menghitung sudut θ! Menghitung sudut bulan-bumi-matahari sudut θ Teknik yang dilakukan oleh Aristarchus untuk menghitung sudut θ ini ga jauh berbeda dengan yang dilakukan oleh Eratosthenes. Aristarchus tinggal meletakkan sebuah tongkat secara tegak ketika bulan itu berada tepat di atasnya, seperti gambar di atas. Berikutnya, dia bisa mengukur bayangan yang terbentuk akibat adanya sinar matahari di atas. Sudut ɸ bisa dicari dengan persamaan tan ɸ = Panjang bayangan / Panjang tongkat Berhubung sudut ɸ dan sudut θ saling bertolak belakang, maka kita bisa menyimpulkan bahwa θ = ɸ Hore! Aristarchus berhasil menghitung sudut antara bulan-bumi-matahari! Perbandingan jarak bumi-bulan dengan bumi-matahari Setelah sudut θ diketahui, perbandingan antara b dengan a pada gambar di atas tentu gampang dicari dong, ya? Yup, langsung aja Cos θ = b/a Nah, Aristarchus melakukan hal di atas dan menemukan bahwa sudut θ itu besarnya adalah 87o. Tinggal kita masukkan ke persamaan, deh Cos 87o = 1/19 Wah, berarti dapet nih! Perbandingan jarak bumi-bulan dengan bumi-matahari adalah 119! Aristarchus pun senang. ? Eh tunggu! Kok udah pakai Trigonometri sih? Emangnya di zaman Yunani kuno, Trigonometri sudah ditemukan? Okay, tentu Trigonometri yang kita kenal sekarang dengan nama-nama yang sok asik itu sin, cos, tan belum dikenal. Tapi konsep perbandingan segitiga siku-siku itu udah dikenal pada zaman Yunani kuno. Jadi ketika Aristarchus itu menemukan bahwa sudut yang harus dia cari perbandingannya adalah 87o misalnya, dia tinggal menggambar suatu segitiga siku-siku yang salah satu sudutnya adalah 87o. Setelah itu, dia ukur perbandingan antara sisi samping dengan sisi miringnya. Jadi dia ga perlu tahu tentang cosinus untuk bisa melakukan hal ini karena Trigonometri pun konsep dasarnya adalah dari perbandingan segitiga. Perhitungannya Aristarchus ini akurat ga sih? Meskipun metodenya Aristarchus ini menarik, tapi sayangnya hasil perhitungan dia sangat jauh dari ukuran yang sebenarnya. Menurut perhitungan modern, sudut sebenarnya itu bukan 87o, tapi 89,83o. Kalau kita masukkan ke dalam cosinus, hasil perhitungannya adalah 1400. Jauh banget ya. Supaya dia nggak sedih, gimana kalau kita bilang ke Aristarchus, “Ga apa-apa kok, Aristarchus! Aku tetap bangga sama kamu!” Anyway, meskipun belum akurat, tapi belum ada yang berhasil mengoreksi perhitungan Aristarchus ini sampai 1900 tahun kemudian loh! Sudut pengukuran Aristarchus ini kemudian diperbaiki oleh Godefroy Wendelin. Temuan Wendelin & Horrocks Pada abad ke-17, seorang astronom dari Flandria sekarang merupakan bagian dari Belgia bernama Godefroy Wendolin menggunakan teleskop untuk mengoreksi observasi sudut yang terbentuk diantara Bulan-Bumi-Matahari. Dengan kata lain, paman Wendolin mengoreksi metode Aristarchus. Ia juga memetakan lokasi bintang yang tersebar di angkasa. Beliau mengamati bahwa besar sudut tersebut bukanlah 87o namun 89,7o-89,75 o. Dengan koreksi tersebut maka kita dapat mengubah persamaan kita diatas tadi dan mendapatkan bahwa perbandingan jarak antara Bumi ke Bulan dan Bumi ke Matahari sebenernya mencapai 1 berbanding 220. Wow. Sekarang kita udah deket banget dengan nilai perbandingan jarak yang sebenarnya yaitu sekitar 1 berbanding 400. Selang 4 tahun kemudian, Jeremiah Horrocks seorang astronom dari Inggris menemukan metode lain untuk mengukur jarak antara Bumi dan Matahari. Untuk mengukur jarak tersebut beliau menggunakan posisi relatif Venus terhadap Matahari. Perhitungan Horrocks dilakukan dengan pengamatan terhadap Venus dari berbagai tempat di Bumi. Untuk memahami metode Horrocks, kita coba buat datanya lebih simpel dengan menaruh pengamatan pada dua titik saja. Coba perhatikan ilustrasinya. Nah, dari kedua lokasi tersebut, dilakukan pengamatan terhadap posisi Venus ketika posisi orbitnya dapat diamati dari Bumi. Posisi Venus ketika mengorbit Mataharinya pun diamati tidak hanya sekali saja. Kemudian Horrocs dapat memperhitungkan secara kasar berapa jarak d2 dengan menggunakan geometri. Dengan menggunakan hubungan sudut, diketahui bahwa θ1 dan θ2 besarnya sama. Kemudian dengan menggunakan nilai sin untuk sudut yang sangat kecil, diperoleh bahwa perbandingan d1/D1 sama dengan d2/D2. Dengan ilustrasi tersebut Horrocks juga dapat memperoleh estimasi jarak antara Bumi ke Matahari yaitu sekitar 144,840,960 km. Perhitungan beliau meleset sekitar 10 juta kilometer tapi nilai ini udah bagus banget. Metode Parallax Cassini, pengguna metode Parallax yang berhasil mengukur jarak antara Bumi dan Matahari dengan lebih akurat daripada pengukuran-pengukuran sebelumnya. Metode berikutnya adalah sebuah metode yang dinamakan Metode Parallax. Metode ini digunakan oleh seorang yang bernama Giovanni Cassini. Ia menjadi orang pertama yang bisa memberikan nilai yang cukup akurat mengenai jarak antara Matahari ke Bumi. Bagaimana Cassini bisa mendapatkan angka tersebut? Dengan mengukur jarak antara Bumi dan Mars. Loh? Iya, doi ngukur jarak antara Bumi dan Mars dulu, abis itu baru dia ngukur jarak antara Bumi dan Matahari. Gini ceritanya. Pada tahun 1672, Cassini menggunakan sebuah alat yang biasanya digunakan oleh pelaut untuk navigasi. Kecuali elo bajak laut atau pelaut mungkin elo nggak akan familiar dengan alat ini. Nama alatnya itu sextant. Ini aksesoris yang ditempel pada teleskop. Bentuknya kayak gini. Sextant, alat yang digunakan Cassini untuk membantu perhitungan dalam metode Parallax. Bentuknya mirip busur, ya? Nah, alat yang di bawahnya ini bisa ngukur nilai sudut yang cukup akurat. Jauh lebih akurat daripada ngukur sudut pake tongkat atau teleskop. BTW, sebenernya metode yang digunakan oleh Cassini ini sempat terlebih dahulu digunakan oleh seseorang bernama Huygens. Akan tetapi, banyak asumsi yang digunakan Huygens meleset sehingga Huygens dinyatakan tidak ilmiah. Maka Cassini dinyatakan sebagai penggagas metode yang biasa disebut sebagai Parallax. Nama mereka digunakan untuk dijadikan satelit yang digunakan untuk mempelajari Saturnus. Cassini-Huygens nama satelit buatannya, namun lebih dikenal dengan sebutan satelit Cassini. Kasian deh Huygens, nggak saintifik sih lo. Satelit ini merupakan satelin pertama yang berhasil memasuki orbit Saturnus. Ilustrasi satelit Cassini-Huygens, yang berhasil memasuki orbit Saturnus. Eksperimen untuk Mencari Sudut Parallax Sekarang kita bakal ngomongin bagian serunya nih. Huehehhe. Ekseperimen ini dilakukan Cassini dengan mengukur sudut yang terbentuk antara Mars dan Bumi dari dua sudut pandang berbeda. Nah yang gue jelasin di sini itu versi sederhana dari eksperimennya yah. Kalo aslinya, Cassini ngumpulin data segambreng dulu. Jadi dapat hasil rata-ratanya. Cassini melakukan pengukuran dari 2 tempat, yaitu Perancis dan Guyana Perancis French Guyana. Di Paris, Perancis, Cassini mendapatkan sudut alpha sebagai berikut Kemudian Cassini mengirim seorang kolega bernama John Richer untuk mengukur di Guyana Perancis. Guyana Perancis ini lokasinya ada di Amerika Selatan, ya. Kemudian, Richer mendapatkan sudut beta sebagai berikut Begitulah wajah Richer yang bete, soalnya harus keluar dari zona nyaman di Eropa dan menjelajah Amerika Selatan dulu untuk memperoleh data. Anyway, kalau kedua gambar itu kita zoom out, maka sudut alpha dan beta itu menjadi seperti ini Berhubung mereka bisa mengetahui posisi Paris dan Guyana Perancis dengan menghitung sudut ke matahari, maka mereka bisa tahu sudut gamma di bawah ini Nah, sudut Parallax yang mau mereka cari itu adalah sudut theta di bawah ini Sekarang elo gue kasih puzzle, nih biar kesannya bukan soal biar lebih rame dan seru. Kalau alpha, beta, gamma sudah diketahui, gimana cara mencari sudut thetanya? Nih biar kebayang gue kasih angka ini bukan nilai sebenarnya yah Misalkan besar sudut α = 75o. Terus sudut β besarnya 70o. Besar sudut γ itu 25o. Berapa coba nilai sudut θ Parallax-nya ? Silakan jawab di kolom komentar, ya. Kalo elo bingung gimana nyelesaiin puzzle-nya, nih gue kasih clue. Jarak Bumi-Mars Nah, kalau sudut parallax sudah diketahui, gimana cara Cassini menghitung jarak dari Bumi ke Mars? Kita gambar lagi yah. Puzzle terakhir nih terakhir. Tapi elo bakal paham, nih gimana cara ngitung jarak ke Mars. Misalkan D itu besarnya km. Kemudian misalkan sudut parallaxnya adalah 10o. Berapakah nilai L? tulis jawaban lu di comment lagi ya Sekali lagi kalo elo bingung, lo bisa cek artikel yang gue kasih tadi. Seru kan? Iseng-iseng berhadiah ilmu pengetahuan *tsaaah. Sekali lagi gue ingatkan nilai yang gue kasih di puzzle tadi, tuh, bukan nilai sebenarnya, yah. Sudut parallax itu aslinya nilainya nol koma sekian derajat. Kecil banget nilainya. Jadi nanti nilai L yang didapet yah gede banget juga, men. Jarak Bumi-Matahari Cassini sudah bisa menghitung jarak Bumi-Mars, tapi kan yang mau kita cari adalah jarak Bumi-Matahari. Jeng jeng. Ternyata belum selesai yah. Kebetulan, Astronom sebelum Cassini sudah bisa mengetahui jarak Mars ke Matahari ini ga kita bahas di sini ya karena kepanjangan. Kemudian, Cassini juga bisa mengukur sudut Mars-Bumi-Matahari, sebut aja sudut θ. Hati-hati ketuker dengan θ yang sudut parallax tadi yah. Kalau kita gambarkan ketika benda langit tersebut, gambarnya jadi begini Okay, kalau kita tahu besar L, x, dan theta, gimana cara menghitung p? Nih gue kasih angkanya lagi Diketahui nilai dari x adalah 228 km dan nilai dari L adalah 55 km. Sudut θ diketahui sebesar 60o Berapakah nilai p? tulis jawaban di komentar di bawah ya Clue-nya juga ada di artikel tadi, ya. Bagaimana dengan Perhitungan di Era Modern? Meski nilai yang diperoleh oleh Cassini memang tidak seratus persen akurat, yaitu meleset sekitar 6% dari nilai yang kita dapat dari hasil eksperimen di abad 21. Namun, untuk tepat dugaan lo. Nilai yang kita punya masih merupakan hasil suatu perhitungan dan mungkin saja dalam beberapa waktu ke depan seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, akan terjadi koreksi lagi terhadap nilai AU. Di era modern ini, jika kita ingin melakukan perhitungan jarak antara Bumi dan benda langit lainyya, kita bisa memanfaatkan teknologi seperti satelit. Pengukuran dilakukan dengan mengirimkan satelit mendekati benda langit yang ingin kita ukur jaraknya. Setelah itu yang perlu kita lakukan adalah mengirimkan sinyal pada satelit tersebut dan menunggu waktu terpantulnya sinyal tersebut oleh satelit sampai kembali ke Bumi. Keren, yah. Ternyata pertanyaan-pertanyaan yang mungkin tidak pernah terbayangkan untuk bisa dijawab oleh manusia dapat dicari jawabannya dengan metode yang simpel. Dengan geometri yang cukup sederhana dan pengetahuan untuk mengukur sudut, kita dapat mengukur berbagai hal seperti jarak dan diameter dari beragam benda langit yang ada di alam semesta. So, jangan pernah sekalipun menggantung mimpimu hanya setinggi pohon mangga, apalagi pohon toge. Gantungkan mimpimu setinggi langit. Bahkan Matahari yang belum mencapai ujung langit saja berjarak meter dari Bumi yang kita pijak. Siapa tahu dalam 30 tahun kedepan elo akan menjadi orang Mars pertama? Berarti elo menggantungkan cita-cita lo setinggi 229 juta kilometer. Anyway, sekian dulu pembahasan dari kami. Semoga tulisan ini bisa menginspirasi lo untuk terus menggali ilmu tentang alam semesta. To quote Buzz Lightyear, to infinity and beyond! Referensi [ Tentang metode Aristarchus yang ngukur pertama kali [ Metode perbaikan Jeremiah Horrocks [ History of using parallax [ [ Angle of Parallax [ [ Telah kita tahu bahwa Matahari adalah acuan benda langit yang ada di tata surya. Semua planet dan benda-benda langit ruang angkasa mengelilingi Matahari sesuai orbitnya. Jarak Bumi-Matahari sebagai acuan standar jarak menarik minat banyak peneliti untuk mengukurnya. Besar jarak Bumi ke Matahari saat ini sebesar 1 AU Astronomical Unit atau setara dengan 150 juta kilometer. Tapi tahukah kamu? cara pengukuran jarak Bumi-Matahari dan estimasi perkiraan jarak yang sebenarnya bisa dilakukan tanpa perlu meninggalkan bumi, loh. Penasaran bagaimana cara mengukurnya? Simak jawabannya pada artikel ini!1. Metode Fase Bulan oleh Aristarchusilustrasi pengukuran Aristarchus 250 Sebelum Masehi, Aristarchus sebagai orang pertama yang mengukur jarak Bumi ke Matahari. Ia menggunakan fase Bulan untuk mengukur perbandingan antara jarak Bumi-Matahari dan Bumi-Bulan. Metode pengukuran dilakukan ketika Bulan teramati setengah lingkaran dari permukaan Bumi. Pada saat itu, Matahari, Bulan, dan Bumi membentuk sudut mengukur sudut dari Bumi antara Matahari dan Bulan, didapat bahwa Matahari 19 kali lebih jauh daripada jarak Bumi-Bulan dan berarti 19 kali lebih besar. Namun, perhitungan Aristarchus ini masih belum mendapatkan hasil yang akurat. Faktanya Matahari memiliki ukuran sekitar 400 kali lebih besar dari Metode Eratosthenes ilustrasi pengukuran Eratosthenes 276 – 194 Sebelum Masehi, Astronom Yunani Kuno, Eratosthenes memperkirakan jarak bumi matahari yaitu stadia atau stadia. Kedua nilai tersebut belum diketahui pasti panjang stadia mana yang digunakan. Beberapa sumber memperkirakan bahwa stadia bernilai antara 157 meter dan 209 meter. Jika dikalikan dengan nilai stadia, maka didapatkan jarak Bumi-Matahari sebesar 126 juta dan 168 juta yang diperoleh Eratosthenes ini cukup akurat, mendekati jarak bumi matahari yang sebenarnya, tetapi ia belum bisa menjelaskannya secara Metode Fase Venus oleh Christiaan Huygens ilustrasi pengukuran Matahari, Venus, dan Bumi 1653, Christiaan Huygens memanfaatkan fase Venus untuk menentukan sudut dalam segitiga Venus-Bumi-Matahari. Ia juga menebak ukuran Venus dengan benar, jarak dari Venus ke Bumi dan sudut-sudut yang dibuat oleh segitiga, mampu digunakan untuk mengukur jarak ke Matahari dengah hasil yang cukup metode yang digunakan tidak sepenuhnya berdasar secara ilmiah, sehingga hasil perhitungan pada saat itu masih belum bisa diterima. Baca Juga Badai Matahari Besar, 10 Fakta di Balik Peristiwa Carrington 1859 4. Metode Parallax oleh Giovanni Cassini ilustrasi pengukuran Cassini 1672, Cassini melakukan pengukuran bersama rekannya, Jean Richer di Prancis. Mereka menggunakan metode triangulasi dan paralaks planet Mars untuk menemukan jarak Bumi ke Mars. Dari dua lokasi yang berbeda, didapat paralaks Mars yang kemudian dimanfaatkan untuk menghitung jarak yang didapat Cassini cukup akurat dibandingkan pengukuran dengan metode sebelum-sebelumnya. Ia mendapatkan jarak sebesar 140 juta kilometer yang sangat mendekati dari nilai jarak Metode Pengukuran di era tahun 1961, radar digunakan dalam pengukuran jarak. Radar merupakan serangkaian gelombang elektromagnetik berupa gelombang radio yang bergerak dengan kecepatan jarak dilakukan dengan mentransmisikan radar dari Bumi menuju Venus dan kembali lagi ke Bumi. Waktu yang diperlukan agar gema radar kembali beserta jaraknya dihitung. Setelah jarak Bumi-Venus diketahui, jarak antara Bumi dan Matahari diperoleh yang besarnya mendekati 150 juta beberapa metode pengukuran dalam penentuan jarak Bumi ke Matahari yang dilakukan para astronom di masa lampau. Di era sekarang ini, pengukuran jarak benda-benda ruang angkasa dapat lebih presisi dengan bantuan teknologi yang semakin berkembang. IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

jarak bumi ke langit ke 7